AFRIKA adalah benua terbesar ketiga di dunia. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, benua Afrika memiliki luas daratan 30,365 juta kilometer, yaitu sekitar eight.000 kilometer dari utara ke selatan dan 7.400 kilometer dari timur ke barat. Pada tahun 2021, benua Afrika akan berpenduduk sekitar 1.377.622.0.5 jiwa.
rincian batas-batas benua afrika: Dilansir dari situs slot gacor Sebelah utara berbatasan dengan laut mediterania atau laut mediterania dan benua eropa. Di sebelah selatan dan barat berbatasan dengan Samudra Atlantik. Sebelah timur berbatasan dengan Samudera Hindia dan Laut Merah
iklim benua afrika
Benua Afrika memiliki beberapa iklim yaitu iklim tropis, subtropis, gurun, Mediterania dan pegunungan.
seperti yang kita ketahui bahwa Afrika merupakan negara yang kekurangan air bersih, bahkan makanan sulit tumbuh disana karena tidak tersedianya air bersih yang dapat menunjang kelangsungan hidup disana, terutama di Kenya. Kenya saat ini sedang mengalami kekeringan. Air sulit didapat, anak-anak kurang gizi. Sedikitnya 20 juta orang terancam kelaparan di Tanduk Afrika.
Kenya menjadi salah satu negara dengan kekeringan terparah selain Somalia dan Ethiopia awal tahun ini. Sejak September 2021, sebagian besar Kenya utara hanya menerima 30 persen curah hujan normal. Jaringan Sistem Peringatan Dini Kelaparan (FEWS internet) melaporkan bahwa musim hujan ini adalah yang terburuk dalam beberapa dekade.
Kekeringan ini mengikuti serangkaian guncangan perubahan iklim di Semenanjung Tanduk Afrika. Kekeringan juga memaksa warga untuk menjelajah lebih jauh untuk mencari sumber air minum dan makanan. Hal ini juga dapat menimbulkan ketegangan antar komunitas atau etnis.
Kelaparan Telah Menjadi Teman Kami’
Sejak kemarau yang paling akhir ini dimulai tahun lalu, terjadi banyak kasus gizi buruk.
Lomaluk mengatakan keluarganya hanya makan satu kali sehari. Karena tidak ada cukup makanan untuk dibagikan, prioritas diberikan kepada anak-anak dan orang tua.
Para penggembala Kenya terpaksa meninggalkan ternak mereka dalam keadaan kurus kering karena kekurangan air dan makanan. “Jika mereka mati, kami mati,” kata Yusuf Abdullahi, seorang petani Kenya.
“Saya berharap ada bantuan segera untuk menyelamatkan mereka yang kelaparan, terutama anak-anak yang dalam bahaya,” katanya. “Kalau tidak, kami berharap lebih banyak orang mati.”
Lomaluk hanyalah satu dari jutaan orang yang merasakan dampak dari kurangnya hujan.
“Tidak ada intervensi dalam tiga tahun. Kami mulai percaya bahwa kelaparan memang ditakdirkan untuk kami,” katanya. “Itu telah menjadi teman kita.”
Pemerintah Kenya telah mengumumkan bencana nasional di 10 dari forty seven distriknya. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan lebih dari 2 juta orang sangat rawan pangan.